Perjalanan ini
dimulai dari Pulau terindah di seluruh dunia, dengan pemandangan alam yang
tersohor sampai seantero dunia, Pulau Bali adalah pulau yg indah dengan
beraneka ragam budaya yang mempesona, keramahtamahan penduduknya membuat Bali
semakin layak dikagumi dan membuat siapapun yang datang pasti tak akan mampu
melupakannya, pada umumnya mereka akan kangen dan kembali lagi datang ke Bali
untuk sekedar menikmati pemandangan pantai yang indah dan pentas seni budaya
yang mengagumkan.
Kali ini saya tidak
sedang pergi ke Bali tapi meninggalkan Bali untuk sebuah perjalanan
pertualangan ke sebuah pulau kecil di Kalimatan Timur, memang saya tidak sedang
membahas perjalan ke luar negeri seperti Australia, Singapura, Hongkong, Macau,
Amerika, Francis, Belada atau London atu kepulauan Karibia yg terkenal indah, namun
saya kali ini bercerita tentang Indonesia yaitu perjalnan pertualangan menuju
sebuah pulau yang sangat exotis yaitu pulau Tarakan, pulau minyak dimana pulau
ini begitu kecil tapi memiliki pendapatan perkapita yang lumayan besar
dibandingkan seluruh daerah di Indonesia. Ini bukanlah perjalanan pertualangan
pertama dan terahir, namun kenangan tentangnya membuatnya saya harus
menuliskannya disini.
Untuk mencapai
Pulau Tarakan harus mengkituti alur penerbangan pesawat sesuai dengan jalur
yang ada jika ingin melakukan perjalanan udara, karena jika saya melakukan
perjalanan darat mungkin butuh waktu 2 minggu atau mungkin sebualan baru sampai
di pulau Tarakan, bayangkan saja jika naik kapal laut dari pelabuhan Benoa Bali
harus menunggu kapal transit dari Surabaya kurang lebih seminggu, dan kemudian
melanjutkan perjalanan memutar ke pelabuhan Lembar Lombok, kemudian pelabuhan
di Bima, dan kemudian kembali ke Surabaya, dan melanjutkan perjalanan ke
Balikpapan dan kemudian mampir di Sulawesi, Menado dan kemudian kapan sampai di
Tarakan?? wah tentu lama sekali.
Tiket pesawat
Garuda sudah di tangan, kebetulan saya
dapat kursi di dekat jendela pesawat jadi bisa lepas memandang keluar, lumayanlah
daripada di kursi tengah. Dengan menaiki taxi biru sampai di Bandara Ngurah Rai, menunggu
beberapa saat kira2 jam 09.00 WITA, melakukan prosodur seperti biasa, check in,
dan menunggu beberapa saat, ada panggilan untuk keberangkatan pesawat Garuda,
meskipun bukan pesawat jumbo jet, namun lumayan besar, lebih besar dari ukuran
pesawat Citilink milik maskapai penerbangan Garuda waktu itu (2002). Memasuki
tangga pesawat hati berdebar dan selalu membaca doa untuk keselamatan,
alhamdulilah disambut pramugari cantik dengan senyum yang manis, ini merupakan
prosudur standar yang harus dilakukan seorang pramugari untuk selalu tersenyum
dan menyenangkan hati para penumpang, kalau tidak tersenyum mungkin dia tidak
jadi pramugari atau mungkin dipecat karena tidak ramah, hmmmm, sambil menayakan
tempat duduk dengan urutan tiket yg tertera di nomor,: "Maaf nomor ini
dimana?" Tanya saya, Parmugari tersenyum sambil menunjukkan tempat duduk
dengan ramah, maklum pesawat ini lumayan besar jadi agak sedikit binggung
mencari tempat duduk, syukurlah ketemu pramugari cantik dan ramah. beberapa
saat semua penumpang sudah duduk dan pesawat siap tinggal landas, suara deru
mesin pesawat lumayan keras, meskipun tidak duduk di ekor pesawat atau dekat mesin
pesawat seperti perjalanan dulu yg sedikit agak merepotkan dan menjengkelkan,
dapat kursi paling belakang dekat dengan mesin pesawat, dan saat itu pramugari
duduk pas dekat pintu toilet, wah benar2 sangat menyebalkan.
Sesaat kemudian
pesawat semakin cepat dan cepat sekali dan suara pramugari menginformasikan
pesawat mau tinggal ladas dan kemudian tak terasa saya sudah berada di
ketinggian, tampak dari jendela rumah-rumah begitu kecil dan bagai mimpi duduk
di dekat jendela luar biasa indah melihat awan putih dan pulau Bali terlihat
begitu kecil dari ketinggian. Seperti melihat pemandangan indah bumi lewat peta
sateli Google Earth yg begitu termasyur ke seluruh dunia. Tak terasa cuma butuh
waktu 35 menit sudah sampai di atas Bandara Juanda, perjalanan yang begitu
singkat, pesawatpun landing, dan pramugari mempersilahkan penumpang turun
menuju lokasi terminal.
Perjalanan saya
belum berahir karena harus menyerahkan suarat penting ke seorang Boss Kepala
Wilayah perusahaan BUMN yg lumayan besar di Indonesia, kami bertemu di Bandara
Juanda sebentar dan beliau tanda tangan surat yang saya bawa. Meskipun beliau
seorang Bos besar namun tersenyum sangat sopan dan ramah dan sangat menghargai
lawan bicara dengan siapapun itu. Tidak seperti bos2 kecil lain yg selalu sok
gila hormat, namun beliau terkesat benar2 membuat saya merasa sangat nyaman,
karena beliau jugalah saya melakukan perjalanan pertualangan ini, karena berkat
jasa dan restu beliau.
Singakat cerita
saya harus melanjutkan perjalanan ke Pulau Kalimantan, tiket pesawat jurusan
Bandara Juanda ke Bandara Sepinggan Balikpapan
sudah di tangan, seperti biasa naik pesawat sangat melelahkan, tapi inilah
sebuah perjalanan yang harus saya lakukan. Kali ini saya naik pesawat agak
lebih lama karena jaraknya lumayan harus transit di beberapa bandara.
Pesawatpun tinggal ladas menuju bandara Sepinggan (Balikpapan) kota kecil di
kalimantan, dan kembali saya dapat tempat duduk di dekat jendela, lumayan bisa
melihat pemandangan yang menakjubkan, laut biru dan awan putih tampak pesawat
menembus awan dan bergetar seperti ada sambaran petir, suhabanallah..peswat
bergoyang dan agak sedikit turun...YA ALLAH..ada apa ini?? pramugari berpesan
untuk mengencangkan sabuk pengaman karena pesawat oleng kena badai, tapi tampak pramugari begitu
tenang meskipun tadi sempat merasakan seperti turun beberapa puluh kaki karena
ketemu angin yang lumayan besar atau ketemu lubang hampa yang siap menyedot
pesawat. Satu jam limapuluh menit berada di atas awan dan tampak jelas pulau
Kalimantan, hingga pesawat landing di bandara Sepinggan Balikpapan, Syukur
alhamdulilah pesawat tidak mengalami apa2, perasaan bahagia dan senang. Namun
perjalanan saya belum sampai di sini karena saya harus melanjukan perjalanan
menuju ke sebuah pulau kecil dekat nunukan yaitu pulau Tarakan, tepatnya masuk
wilayah Kalimantan timur.
Singkat cerita saya
sudah check in untuk keberangkatan pesawat menuju ke bandara Juwata (Tarakan),
kali ini saya naik pesawat jenis Turbo
jet, tidak terlalu besar, karena di bandara Juwata belum bisa menerima pesawat
garuda berbadan lebar saat itu tahun 2002, tidak seperti sekarang tahun 2011 yg
lebih maju dan lebih hebat tampaknya, rasa agak kawatir selalu ada karena
katanya pesawat jenis ini tidak stabil karena teknologinya sudah ketinggalan
jaman dan harus dibesituakan (maklum ini terjadi 8 tahun yang lalu (tahun 2002)
saat itu pesawat jenis ini masih dinyatakan layak untuk terbang dan beroprasi.
Kali ini masih dapat kesempatan lagi duduk di pinggir jendela pesawat, lumayan
pemandangan indah menunggu. benar saja setelah pesawat tinggal landas menuju
bandara Juwata, tak karuaan rasanya naik pesawat kecil dan melihat awan putih
dan mendung tebal, petir dan kilat, ada kilatan cahaya terlihat dari jendela
pesawat, YA ALLAH lindungilah..doa2 selalu terucap, kali ini perjalanan menakutkan
dengan pesawat kecil, kira2 ada 20 orang penumpang, tidak terlalu banyak
seperti pesawat jenis Jumbo Jet dari maskapai penerbangan termahal dan
tercanggih.
Benar saja begitu
pesawat melalui awan dan kemudian mendung tebal, bergetar luar biasa dan
pesawat oleng dan turun beberapa puluh kaki, mungkin ketemu medan hampa..suara
gemuruh mesin pesawat terdengat jelas, wah..ada api ini..???, penumpang tampak
ketakutan, tapi pramugari cantik tetap tersenyum, sambil menyuruh mengecangkan
ikat pinggang atau sabuk pengaman. Berkali-kali pesawat oleng dan seperti turun
dari ketinggian ribu kaki, "wah benar2 menakutkan naik pesawat jenis
ini...lain kali ngak akan naik pesawat tipe ini, ini adalah yg terahir bisikku
dalam hati". Terlihat wajah2 penumpang lain pada berdoa pertanda mereka
juga mengalami hal yang sama, stress dan ikhlash, tertbayang membeli surat
asuransi jiwa kalau terjadi apa2.
Alhamdulilah
terlihat jelas pulau kecil di ujung timur kalimantan Pulau Tarakan, setelah
beberapa lama, kurang lebih 1 jam 32 menit diguncang badai di atas ketinggian.
Pramugari cantik begitu tenang sambil memberikan informasi beberapa saat lagi
pesawat akan landing di Bandara Juwata, Dan pesawatpun landing, kami turun dari
tangga sambil lutut gemetar menahan rasa tak karuan, pengalaman naik pesawat
kecil diterjang badai, dan kami semua bersyukur sampai pada tujuan.
Kurang lebih 3
bulan saya berada di Pulau Tarakan, sambil mengerjakan tugas penting yang
kebetulan saat itu karena tugas perusahaan. Lumayan.. berkeliling di pulau ini
cuma butuh waktu 2 jam, pulau yg begitu kecil namun kaya minyak, dan
pendapantan perkapita penduduknya paling tinggi dari provinsi lain di
Indonesia. Harga-harga kebutuhan pokok lumayan mahal, lebih mahal dari Jakarta
atau Bali, ini pulau surga dan transit bagi TKI atau TKW yg bekerja di luar
negeri. Bayangkan saja hanya dengan naik speedboat 2 jam perjalanan anda sudah sampai di Nunukan Malaysia dengan
jalur tidak resmi dan murah. Wah..TKI ilegal?? maaf bukan ini yang saya mau
bahas, karena perjalanan pertualangan saya belum selesai sampai di sini, karena
perjalanan ini hanyalah sebagian kecil perjalanan saya yang bisa saya catat.
Juwata
airport dengan arsitek gaya suku dayak Kalimantan, saat tahun 2002, bandara ini
berkesan sangat-sangat sederhana karena bandara ini baru berkembang dan
diperbaiki setelah tahun 2005 keatas, saat itu masuk ke bandara ini seperti
masuk terminal bis atau pasar (maaf itu yang saya rasakan) tapi alhamdulilah
sekarang bandara Juwata sudah sangat modern dan banyak perubahan.
Sejarah Bandara Juwata dibangun pada saat Belanda masih menjajah Indonesia, Bandara Juwata juga digunakan sebagai tempat pertama kalinya mendarat pesawat milik Jepang pada tahun 1942. Bandara ini terletak 3,5 km dari pusat kota. Maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara ini antara lain Batavia Air, Lion Air, Mandala Airlines, Sriwijaya Air, Wings Air dan lain-lain. Destinasi penerbangan di Bandara Juwata yaitu Jakarta, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Balikpapan dan masih banyak kota2 lain lagi yang tidak bias disebutkan satu persatu namanya.
Tarakan Plaza Hotel (Image)
Jalan Kota Tarakan (Image View)
Grand Tarakan Mall (image View)
Sejarah Bandara Juwata dibangun pada saat Belanda masih menjajah Indonesia, Bandara Juwata juga digunakan sebagai tempat pertama kalinya mendarat pesawat milik Jepang pada tahun 1942. Bandara ini terletak 3,5 km dari pusat kota. Maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara ini antara lain Batavia Air, Lion Air, Mandala Airlines, Sriwijaya Air, Wings Air dan lain-lain. Destinasi penerbangan di Bandara Juwata yaitu Jakarta, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Balikpapan dan masih banyak kota2 lain lagi yang tidak bias disebutkan satu persatu namanya.
Tarakan Plaza Hotel (Image)
Jalan Kota Tarakan (Image View)
Grand Tarakan Mall (image View)
by
James Bagus Dwipayana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar